MIN 6 SUKOHARJO

( MIN NGLAWU )

Assalamu'alaikum

Selamat Datang. Anda telah mengunjungi situs resmi MIN 6 Sukoharjo ( MIN Nglawu ). Madrasah Negeri setingkat SD berbasis keislaman di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Lulusan MIN 6 Sukoharjo mempunyai hak yang sama dengan lulusan SD untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, yakni SMP maupun MTs. Negeri maupun swasta.
Materi Pelajaran Agama dan Umum diberikan secara proporsional serta ditambah muatan lokal. Dengan demikian MIN 6 Sukoharjo merupakan pilihan yang tepat bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan putra - putrinya sebagai investasi dunia akherat.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Berita dan Artikel

    Posted by: MIN NGLAWU Posted date: 11.12 / comment : 0



    Oleh : Warsito, S.Ag*

    اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
    اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ اللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَإِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَه نَصَرَ عَبْدَه وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ اِلَه إِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَر وَلله الحَمْدُ. اِنَّ الحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَشْهَدُهُ  وَنَعُوذُبِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمَنْ سَيِّأَتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَّهْدِه للهُ فَلاَمُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ اللهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
    اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمُ وَعَلىَ اَلِ اِبْرَاهِيْمُ فِي العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
    فَيَاعِبَادَالله ! ..... فَيَامَعَاشِرَالمؤْمِنِيْنَ ! ..... فَيَاأُمَّةَ الموَحِدِيْنَ ! ....
    اُمَّهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, حَيْثُ قَالَ تَعَالَى فِيْهِمْ : كُنْتُمْ خَيْرَاُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ باِلمعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المنْكَر وَتُؤْمِنُونَ بِالله.
    اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالمؤْمِنُوْنَ المتَّقُوْنَ وَتَزَوَّدُوافَإِنَّ خَيْرَزَّادِ التَّقْوَى. فَقَالَى فِى القُرْاَنِ الكَرِيْم. أَعُوْذُباِللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّجِيْمِ :
    يَااَيُّهَالنَّاسُ اتَّقُوارَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسِ وَّاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًاوَ نِسَاءَ وَاتَّقُواللهَ الَّذِى تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَام اِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنُو اِتَّقُوالله وَقَوْلاً سَدِيْدًايُصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُوْنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطْعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًاعَضِيْمًا.
    Telah berlalu bulan Ramadhan dengan segala fadhilah dan keutamaannya, bulan yang dimuliakan Allah dengan segala barakah, kelebihan dan keistimewaammya. Kita yang hadir dalam Shalat “Iedul fitri pada hari ini tidak tahu, apakah tahun yang akan datang, Allah memberikan kesempatan kepada kita, bertemu dengan bulan yang dirahmati Allah, ataukah Allah pisahkan kita dengan jasad kita, dengan keluarga kita. Menjadikan para suami menjadi duda, para istri menjadi janda, anak – anak menjadi yatim piatu. Kematian, senantiasa datang dalam suasana baghtah, dalam suasana mengejutkan dan tanpa ada tanda-tanda jelas mendahuluinya. Seorang muslim akan senantiasa berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi saat dimana dia harus berpisah dengan dunia seisinya. Baik pagi siang maupun malam, tua ataupun muda dalam suasana hidup penuh kesenangan atau hidup penuh kedudukan.
    اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَه إِلاَّ اللهُ, اَللهُ اَكْبَر
    Telah kita lalui sebulan penuh dalam suasana showwam dan qowwam. Berlapar berhaus di siang hari, bukan karena tidak ada makanan, atau karena tidak ada minuman. Tetapi semata-mata kita ingin buktikan bahwa kita ingin buktikan bahwa cinta Allah,  semata-mata kita ingin buktikan bahwa kita cinta Rasulullah, semata-mata kita ingin buktikan bahwa syari’at Allah. Dan kita mempunyai beban, mempunyai kewajiban untuk menegakkannya diatas bumi, baik dari bidang aqidahnya, syariahnya, akhlak mu’amalahnya, dalam kehidupan pribadi masing-masing atau bersama keluarga atau ditengah-tengah masyarakat dunia. Berlapar-lapar, berhaus-haus karena cinta Allah, berlapar-lapar, berhaus-haus karena ingin membuktikan :
    إِشْهَدُوا بِأَنَّ مُسْلِمُوْنَ
    Showwam disiang hari, qowwam dimalam hari, senantiasa membagi waktu-waktu kkita dengan qoyamul lail, senantiasa mewarnai malam-malam kita dengan berdzikir dan tilawatil Qur’an  dan senantiasa bermuhasabah pada Allah atas dosa-dosa yang kita lakukan. Perbuatan durhaka yang telah kita perbuat di hadapan Allah.

    Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.(adz-Dzariat 15-18)

    Sifat-sifat calon penghuni surga, orang-orang beriman, orang-orang yang pada waktu hidupnya di dunia sedikit tidur mereka dan senantiasa menggunakan waktu mereka untuk bangun, menyentuh air yang dingin untuk berwudhu, mengadapkan wajahnya di  malam yang sepi kepada Allah. Memeras air mata membasahi pipinya, membasahi bajunya, membasahi tempat sujudnya. Dan pada waktu sahur, saat-saat menjelang subuh dia telah menghadapkan dirinya kepada Allah dalam suasasna istighfar, memohon ampun kepada dosa-dosa dan kesalahan.
    اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرْ لَا اِلَهَ اِلاَّ الله, اَللهُ اَكْبَر وَللهِ الحَمْدُ
    Romadhon telah kita tinggalkan. Tetapi nilai-nilai Romadhan akan senantiasa dihayati oleh orang-orang beriman, yang imannya diterima oleh Allah, dengan senantiasa qowwam dan showwam. Mereka yang merasa tidak mempunyai kekuarangan dan puas hanya dengan tujuh belas raka’at sehari semalam, akan berusaha untuk menambah raka’at tadi dengan sepuluh raka’at, atau dua raka’at sesudah dhuhur, dua raka’at sesudah dhuhur, dua raka’at sesudah magrib, dua raka’at sesudah isya’. Dua puluh tujuh raka’at atau dua puluh Sembilan raka’at. Bahkan dibulan Romadhan yang dua puluh Sembilan ini masih mereka tambah dengan sebelas raka’at dalam tarawih yang senantiasa mereka kerjakan setelah mereka selesai menyelesaikan Isya’ sampai menjelang fajar.
    اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرْ لَا اِلَهَ اِلاَّ الله, اَللهُ اَكْبَر وَللهِ الحَمْدُ
    Seorang muslim yang merasa tidak bersalah mengerjakan shalat fardhu di rumah, bahkan berbangga diri karena bisa memimpin anak dan istrinya mengerjakan shalat fardhu di rumah. Dia menjadi imam, istri dan anak-anaknya menjadi ma’mum. Hikmah ramadhan akan menyadarkannya, bahwa tempat yang paling baik untuk mengerjakan shalat fardhu adalah di masjid, berjama’ah, berkumpul dengan saudara-saudara mereka yang beriman, yang kaya dan yang miskin, yang bodoh dan yang paling pintar, yang lulusan SD dan yang Doktor, bergabung menjadi satu. Satu shaf, satu keheningan dan satu diri di hadapan Allah.  
    اَللهُ اَكْبَر
    Allahlah yang Maha Besar. Selain Allah kesemuanya kecil. Aku agungkan Allah dan aku tidak berikan kesempatan kepada orang lain untuk mengagungkan diri.
    وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢)
    “ Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Surat : Thaha : 132 )

    Muhammad …. ! Begitulah perintah Allah. Perintahkan keluagramu agar mereka mengerjakan shalat, dan tetap tabahlah engakau dalam mengerjakannya.
    Ikhwani fillah rohimakumullah, hadirin hadirat siding shalat ‘iedul fitri rahimatullah
    Ketika ayat ini diturunkan dan setelah ayat ini diturunkan, setiap kali Rasulullah meninggalkan rumah beliau untuk menjadi imam di masjid. Terutama di waktu-waktu shalat Subuh, beliau keluar dari masjid menuju rumah putrid tercinta, satu-satunya putrid beliau yang masih hidup, setelah putra – putrid beliau Qashim, Zainab, Thahir atau Abdullah atau Thayib, Ruqoyah, Ummi Kulsum dan Ibrahim meninggal dunia. Putri beliau Fatimah dengan suami tercinta Ali bin Abi Thalib.
    اَلصَّلاَةُ, اَلصَّلاَةُ
    Kalau kita terjemahkan dalam Bahasa kita “Wahai anakku kerjakanlah shalat, wahai menantuku kerjakanlah shalat” meskipun mereka sudah berkeluarga dikaruniai 4 orang putra
    Hasan, Husain, Muhsin dan Ummi Kulsum. Meskipun Allah Subhanahu Wa Ta`ala dengan perantara Rasulullah telah menempatkan Ali bin Abi Thalib sebagai salah seorang Al’Asyrah Al Mubasyarana bil Jannah, sepuluh orang sahabat yang dijanjikan masuk jannah : Abu Bakar Ash-Shidiq, “Umar ibnu Al Khaththab, Ustman ibnu ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Said bin Zaid, Abu Ubaidillah ibnu Al Jarrah dan “Abdurrahman bin Auf.
    Meskipun Ali Sudah menjadi orang tua, meskipun Ali sudah mendapatkan janji masuk jannah, Rasulullah tetap mengingat Ali.
    اَلصَّلاَةُ ..... اَلصَّلاَةُ
    Kerjakan sholat, ambil air wudhu, bergegas menuju masjid, berkumpul bersama orang-orang beriman di dalam satu takbir, satu jama’ah, satu imamah, satu salam, satu Jannah, satu kedamaian, satu ketentraman.
    وَمَاأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةَ لِلْعَالَمِيْنَ
    Tidaklah aku mengurus engkau Muhammad, dan dien yang engkau bawa kecuali mendatangkan rakmay kepada seluruh isi alam.
    Fatimah binti Muhammad Sholallahu `Alaihi Wassalam adalah seorang wanita yang menjadi pemimpin kaum wanita di Jannah, seperti dijanjikan Rasulullah.
    أَنْتِ سَيِّدةٌ نِسَاءَ اَهْلُ الجَنَّةِ
    Engkau wahai anakku, akan menjadi pemimpin kaum wanita penghuni Jannah, nanti di akhirat.
    Fatimah, wanita yang sanggup menderita dalam suasana kekurangan, karena waktu suami habis dipergunakan untuk iqomuddien, untuk jihad fi sabilillah sampai tidak sempat mencari nafkah. Apa yang ia kerjakan ? Perutnya minta isi, anak-anaknya memerlukan makan, suaminyapun menjadi buruh penggilingan gandum kepada orang Yahudi dengan gaji yang tidak seberapa. Putri Rasulullah, putri pemimpin umat, putri khafillah, putrid habillah, hidup dalam suasana kekurangan di dunia, tapi janji yang diberikan kepadanya, menjadi pemimpin wanita kelak di jannah.
    Bapak adalah kepada rumah tangga. Menjadi kewajiban mereka untuk menegakkan Syari’at islamiyah di alam rumah mereka masing-masing, sebelum mereka berkewajiban menegakkan syariat Islamiyah di tengah-tengah masyarakat, sering-sering masalah shalat kita telodorkan, kita remehkan.
    Pernahkan kita mempertanyakan, apakah anak saya telah melaksanakan shalat sesuai dengan sunnah Rasulullah ? Kalu kita ingn menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah, jasad kita bertemu, tetapi do’a kita, istighfar kita, shalat kita bertemu di depan Allah dalam suasana Iman, dalam suasana Islam. Kita tetap mengingatkan anak-anak kita untuk shalat, dimananapun mereka berada dan dalam bagaimanapun.
    Khalifah Rasulullah yang pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra ketika berangkat menuju masjid untuk menjadi imam shalat, lewat di depan rumah putra beliau, Abdullah ra, yang waktu itu masih dalam suasana pengantin baru. Baru beberapa bulan dia menikah dengan seorang wanita shalihah, cantik jelita, bernama “Atikah ra. Ketika beliau lewat di depan rumah anaknya, terdengar suara sendau gurau antara suami istri penuh kecintaan. Lalu beliau dengan harapan anaknya segera menyusul ke masjid, bergabung denga orang-orang beriman, melaksanakan shalat fardhu. Begitu beliau selesai mengimami shalat, yang pertama kali beliau cari diantara sekian banyak jama’ah adalah Abdullah. Satu persatu mereka teliti, berkali-kali beliau cari dan tidak didapatinya Abdullah disana. Dan ketika pulang, berlaku di depan rumah Abdullah, beliau dapati senda gurau, suasana penuh keceriaan, kebahagiaan, ketentraman antara sepasang suami isteri, yang baru memasuki pelaminan, masih terdengar dari rumah. Setelah berkali-kali beritoghfar, beliau ketuk pintu anaknya dengan pelan.
    اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ .....
    Abudllah membukakan pintu, begitu terkejut dia, ketika dating adalah bapaknya. Begitu terperangah menantunya ketika yang dating adalah mertuanya.
    Wahai Abdullah, kamu dapatkan kebahagiaan duniawi dengan isterimu, tapi engkau lalaikan jihad, engkau telah lalai kepada perintah-perintah Allah, engkau telah lalaikan shalat berjama’ah.
    Wahai ‘Atikah engkau tidak bisa membahagiakan anakku, kecantikanmu, keihklasanmu untuk berbakti kepada suamimu menyebabkan dia lalai mengerjakan shalat berjama’ah.
    Hari ini wahai anakku, ceraikan istrimu, pisahkan dia dari tempat tinggalmu! Talak dia dan dijadikan dia sebagai wanita-wanita lain, seperti wanita yang lain juga. Pucat pasi kedua mempelai, pucat pasi kedua istri, ini adalah perintah bapak dan dia laksanakan.
    Berjalan satu hari perceraian mereka, dua hari, tiga hari, satupekan, dua pecan, Abu Bakar melihat penderitaan mereka. Penderitaan suami yang mencintai istri yang teklah dia ceraikan. Penderitaan istri yang telah diceraikan suami tercinta. Beliau panggil anaknya suatu ketika, ia berkata “ kamu rujuk istri kamu, saya ijinkan engakau mengembalikan dia sebagai istri kamu dengan harapan kamu jadikan ini sebagai pelajaran kecintaan kepada jihad fi sabilillah diatas kecintaanmu kepada siapa saja, termasuk kepada istri ‘Atikah.

    فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (٥٩)
    Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,(Q.S. Maryam 59).

    Umar  Ibnu Khathtab memahamkan surat Maryam ayat 59 ini dengan kata-kata yang singkat tapi padat berisi.
    مَنْ ضَيَّعَهَا فَهُوَ لِمَا سِوَاهَاأَضْيَعُ ... مَنْ ضَيَّعَهَا فَهُوَ لِمَا سِوَاهَا أَضْيَعُ
    Barang siapa yang meremehkan shalat, barangsiapa yang mengabaikan shalat, tidak pernah merasa bersalah, padahal dia seorang laki-laki yang sehat. Tidak merasa bersalah ketika shalat fardhu itu ia kerjakan sendiri di akhir waktu, di rumah tanpa teman.
    مَنْ ضَيَّعَهَا
    Barang siapa meremehkan shalat …
    فَهُوَ لِمَا سِوَاهَا أَضْيَعُ
    Mengerjakan dengan malas
    Maka dia terdapat pekerjaan-pekerjaan selain shalat akan lebih meremehkan.
    Orang yang meremehkan shalat, dia akan meremehkan Syarii’at Islamiyah. Orang yang meremehkan shalat, dia akan meremehkan Allah. Dia akan meremehkan Rasulullah, dia akan meremehkan jihad fi sabillah, dia akan meremehkan iqomuddien.
    Suami yang meremehkan shalat, suami yang malas ke masjid, suami yang mengerjakan sholat dengan …
    قَامُوْا كُسَالَى
    Dia akan meremehkan istri dan anak-anaknya.
    Para ibu berkewajiban mengingatkan bapak-bapak begitu berkumandang azan dari masjid, kita perintahkan dengan cara yang halus agar bapak dari anak-anak segera mengerjakannya di masjid, agar mereka tidak meremehkan ibu-ibu dan meremehkan anak-anak yang ibu kandung dan lahirkan.
    Seorang istri yang meremehkan shalat, mengabaikan shalat dia akan meremehkan suaminya, dia akan meremehkan Allah, meremehkan Rasulullah, meremehkan jihad, meremehkan iqomuddien, meremehkan jilbab, meremehkan busana muslimah, meremehkan perintah-perintah Allah dan Rasulullah Sholallahu `Alaihi Wassalam.
    Suami yang baik akan senantiasa berusaha mengingatkan istrinya. Waktu shalat telah masuk, ambil air wudhu, mari ke masjid bersama saya (kalau suasana memungkinkan atau shalat di rumah) agar kamu menjadi istri saya di dunia dan menjadi isteri saya di kampung akhirat.
    Anak-anak yang meremehkan shalat, anak-anak yang mengabaikan shalat tidak mungkin dia akan menjadi anak-anak yang birrul walidain, kepada orang tuanya, cinta kepada bapaknya, karena shalat telah ia remehkan. Allah telah ia remehkan, Rasulullah telah ia remehkan, perintah-perintahnya telah ia abaikan, ia tidak akan bisa berbakti kepada orang tua, tidak akan menjadi orang ….
    وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
    “Mereka adalah orang yang berbakti kepada orang tuanya”
    Bapak dan ibu sejak kecil sampai dewasa, sampai tua akan berusaha untuk senantiasa membimbing anak-anak mereka ke jalan yang di ridhoi Allah Subhanahu Wa Ta`Ala., melaksanakan shalat seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Sholallahu `Alaihi Wassalam.
    خَاشِعُوْنَ
    Khusu’
    يُحَافِظُوْنَ
    Menjaga shalatnya, rukun serta syaratnya.
    دَائِمُوْنَ ..... يُحَافِظُوْنَ .... خَاشِعُوْنَ
    Dilaksanakan dengan cara terus menerus
    Tegaknya Syariat Islam yang rahmatan Lil ‘Alamin di bumi bisa terealisasi dengan usaha kita. Yang kita mulai pertama kali membebani diri kita masing-masing, membebani keluarga, membenahi masyarakat dengan senantiasa memakmurkan masjid dalam suasana shalat, bertemu dengan saudara-saudara mereka se-Iman dan se-Islam, lima kali sehari kita datangi masjid Allah, diwaktu Shubuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya’. Insya Allah ini akan menjadikan mudah dalam mengembangkan serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta`ala.
    اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرْ لَا اِلَهَ اِلاَّ الله, اَللهُ اَكْبَر وَللهِ الحَمْدُ
    Kita akhiri khutbah pagi ini dengan mengangkat kisah yang ditulis oleh Abu Abdullah al Qutrtuby dalam tafsirnya jilid 16 hal. 334.
    Diriwayatkan dari ibnu Dinar, “Seorang laki-laki yang tinggal di Madinah berpisah jauh dengan ibu dan adik perempuannya. Ketika dia mendengar kabar bahwa adik perempuannya sakit keras, bergegas dia tinggalkan kota Madinah. Dia datangi rumah dimana ibu dan adik perempuannya tinggal. Ketika adik perempuannya meninggal dunia. Dia ikut menggali kuburnya, turun ke liang lahat memasukkan jenazah adiknya, menutupi dengan tanah sampai proses penguburan berakhir. Pulang dia bersama dengan jama’ah-jama’ah yang lain.
    Ikhwan fie diin rahimatullah …
    Setelah sampai dirumah barulah sadar, dompetnya yang berisi uang ratusan dinar terjatuh dalam kubur adiknya, ketika dia sedang berusaha menutupi jenazah adiknya dengan tanah. Bergegas dia kembali ke kubur, dia gali sedikit demi sedikit, dan sampai dia temukan dompet tadi.
    Akan aku lanjutjan menggali kubur adikku. Aku ingin melihat bagaimana keadaan adikku sendirian di dalam kubur ? Berpisah dengan keluarga, berpisah dengan masyarakat dan handai tulan.
    Ketika penggalian berakhir, dia dapati api menyala-nyala di dalam tubuh adiknya di dalam kubur, di dalam hayatnya. Terperangah dia melihat suasana ini. Cepat-cepat ia tutup kembali kubur itu, dan menemui ibunya untuk bertanya.
    Ibuku ceritakan kepadaku apa yang telah diperbuat saudara perempuanku sewaktu hidup ? Ada sesuatu yang dasyat, sesuatu yang sangat menakutkan aku, aku dapatkan di dalam kuburnya.
    Ibu menjawab, saudara perempuanmu telah mati, jangan kamu tanyakan kepadaku perbuatan-perbuatan buruk yang telah ia lakukan.
    Wahai anakku ketahuilah bahwa adikmu di waktu hidupnya suka menunda-nunda shalatya, mengerjakan diakhir waktu, bahkan keluar dari waktu. Dan diantara kebiasaan buruknya adalah suka mencari rahasia-rahasia saudaranya, mencari aib sesame muslim, kemudian dia ceritakan kepada orang banyak.
    Menunda-nunda shalat, membuka rahasia orang muslim dua dosa besar yang diancam oleh Al-Qur’an.
    إنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا (١٤٢)
    “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.(Q.S. An-Nisa : 142).

    Orang-orang munafiq, diantara tanda-tanda mereka adalah menipu Allah. Tapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka mengerjakan shalat, mereka tunda waktunya. Mereka akhirkan waktunya, keluar dari ketentuan yang telah ditentukan sebagai “kitaban mauquta”. Mencari rahasia orang lain, membuka aib orang lain, jelas merupakan suatu yang diancam oleh Rasulullah dalam hadits yang dishahihkam oleh Al Albani :

    اَلرِّبَابِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا. الرِّبَاثَلاَثَةُ وَسَبْعُوْنَ بَابًا
    Riba terdiri dari 70 sekian pangkat
    .... أَيْسَرُهَا
    Riba yang paling ringan
    أَنْ يَزْنِى الرَّجُلٌ أُمَّهُ ....
    Seorang laki-laki berzina dengan ibunya
    وَإِنْ أَرْبَى الرِّبَا ...
    Riba yang paling berat adalah, seorang muslim yang menjelek-jelekkan sesama muslim.

    Baik secara langsung tunjuk hidung dihadapan yang bersangkutan, atau dia jelek-jelekkan dibelakang yang bersangkutan dalam bentuk ghibah, dalam bentuk ngrasani, dalam bentuk menggunjin sesama orang Islam.
    Shalat dikerjakan di awal, ghibah kita jauhi.
    Mudah-mudahan Allah menyelamatkan kita dari dunia yang penuh fitnah menyelamatkan kita dari siksa neraka dalam kehidupan kita di kampong akhirat kelak.
    أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَاوَاسْتَغْفِرُا الله لِى وَلَكُمْ وَلِنِسَاءِ وَالمؤْمِنَاِت فَمَا فَاْستَغْفِرُه وَهُوَ الغَفُوْرُالرَّحِيْمِ
    Kita akhiri khutbah kita pagi ini dengan berdo’a kepada Allah.

    اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات, رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَالَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَّاسِرِيْنَ, رَبَّنَالاَتُؤَحِدْنَااِنْ نَسِيْنَا اَوْاَحْطَـأْنَارَبَّنَا وَلاَتَحْمِلْ عَلَيْنَاإِصْرًاكَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اَّلِذيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَاوَلَاتَحْمِلْنَامَالَاطَاقَةَ لَنَابِهِ وَاْعفُ عَنَّاوَاغْفِرْلَنَاوَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَاْنصُرْنَاعَلىَ القَوْمِ الكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا لَاتَجْعَلْنَا فِتْنَةَ لِلذَّيْنَ كَفَرُواوَاغْفِرْلَنَا رَبَّنَا اِنَّكَ اَنْتَ العَزِيْزُالحَكِيْم . رَبَّنَالاَتَجْعَلْنَا فِتْنَةَ لِلقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَنَجَّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ القَوْمِ الكَاِفرِيْنَ. اَللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمسْلِمِيْنَ وَاَهْلِكَ الكَفَرَةَ وَالمبْتَدَعَةُ وَالْمشْرِكِيْنَ أَعْدَاكَ أَعْدَاءَ الدِّيْن وَاْشطَطَ شمْلَهمْ مَزَقَ جَمْعَهمْ وَزَلْزلَ َاقْدَا وَقَلل عَدَدَهمْ وَألتى فى قُلُوبهمْ الرُعبَ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر. رَبَّنّا افْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلىَ القَوْمِ الكَافِرِيْن. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَجِنَاوَذُرِّيَتِنَاقُرَّاَعْيُن وَاجَعَلْنَالِلمُتَّقِيْنَ إِمَامَا. رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَ وَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّينَاصِغَارَا. رَبِّى اَوْزِعنِى اَنْ اَشْكُرَنِعْمَكَ الَّتِى اَنْعَمْتَ عَلَى وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَى وَاَصْلِح لى فى ذُرِّيتى إِنى تُبْتُ إِلَيْكَ وإِنَّ مِنَ المسبْلِمِينَ. اَللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمسْلِمِيْنَ واهبْلكَ الكَفَرَةِ واَلمُبتَدَعَة والمشْرِكِينَ. رَبَّنَااِنَّنَاسَمِعْنَامُنَادِيَا يُنادِى لِلاءِيْمَانِ أَنْ أَمَِنُو بِرَبِّكُمْ فأَمنَا  رَبَّنَافَاغْفِرلَناَ ذُنُوبَنَاوَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَاوَتَوَفَنَامَعَ الأَبْرَار.رَبَّنَا وَاَتِنَامَاوَعَدْتنَاعَلَى رَسُولِكَ وَلاَتَُحزنَا يَومَ القِيَامَةِ اِنَّكَ لَاتُخْلِفُ الميْعَادَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلِإحْوَانِنَاالَّدِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَان وَلاَ تَجْعَلْنَافِي قُلُوْبِنَاغِلاًَ لِلَّذِيْنَ اَمَنُو رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوفُ الرَّحِيْمِ. وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
    واَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه


    * Beliau adalah kepala MI Negeri Nglawu Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

    Leave a Reply

    Komentar dan masukan harap sopan, tidak mendeskreditkan pihak tertentu dan bukan spam. Komentar yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan dihapus.

Comments

The Visitors says