MIN 6 SUKOHARJO

( MIN NGLAWU )

Assalamu'alaikum

Selamat Datang. Anda telah mengunjungi situs resmi MIN 6 Sukoharjo ( MIN Nglawu ). Madrasah Negeri setingkat SD berbasis keislaman di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Lulusan MIN 6 Sukoharjo mempunyai hak yang sama dengan lulusan SD untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, yakni SMP maupun MTs. Negeri maupun swasta.
Materi Pelajaran Agama dan Umum diberikan secara proporsional serta ditambah muatan lokal. Dengan demikian MIN 6 Sukoharjo merupakan pilihan yang tepat bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan putra - putrinya sebagai investasi dunia akherat.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Berita dan Artikel

    Posted by: MIN NGLAWU Posted date: 10.37 / comment : 0


    DI tahun 2012 ini, ada hal penting yang mestinya mendapat perhatian ekstra para guru. Hal penting itu adalah, keharusan para guru untuk kreatif. Kreatifnya para guru bukan saja memberi manfaat bagi guru yang bersangkutan, tetapi juga murid dan profesi guru serta dunia pendidikan. 
    Artinya, selama ini banyak guru yang belum kreatif dan tidak berkembang. Bahkan tertinggal dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik. Hal demikian banyak disebabkan oleh terjebaknya para guru dalam rutinitas kerja yang melulu berpatokan pada kurikulum, tanpa melihat apa yang menjadi kebutuhan diri dan peserta didik serta tantangan dunia pendidikan, terlebih tantangan di masa depan. 
    Banyak guru yang ternyata tidak mampu memaknai dan menyikapi suatu kurikulum secara benar. Apalagi tidak semua guru bisa memahami dengan baik di samping tidak mau tahu tentang pentingnya kurikulum dikembangkan sesuai tantangan. Di lain sisi, keinginan untuk kreatif dan maju sering terbentur pada tidak terdukungnya diri dari segi finansial, waktu, lokasi maupun organisasi. Kondisi ini sering beriringan dengan besarnya kebutuhan guru yang harus dipenuhi, namun juga tidak mudah untuk memenuhinya. 
    Bagi yang tidak sabar dan tidak mampu menggunakan akal sehatnya, tentu banyak guru kreatif tetapi kreatif yang semu atau bahkan ëkreatifí dengan unsur tidak layak dilakukan oleh seorang guru. Sebagai contoh adalah, ada oknum guru yang tega menjadi alat penjualan buku secara sesat kepada anak didik. Maunya guru menjual buku seperti itu bukanlah tanpa sebab lain. Buktinya, banyak guru yang ikut menjual buku produk penerbit tertentu lantaran ada imbauan, instruksi dan bahkan paksaan dari atasan. Minimal ada rasa rikuh pakewuh untuk menolak. 
    Adapula yang main tipu-tipu, dari membuat laporan palsu, sampai berdagang ilmu dengan cara yang saru alias tidak jujur dalam memberi nilai pada anak didik yang ikut les padanya. Fatalnya, saat diberi amanat, banyak pula guru yang tidak amanah, suka mbathi (ambil untung dengan cara sesat). Saat ujian pun, ada yang berusaha mencarikan bocoran atau membantu berbuat curang.
    Kondisi seperti itu yang kemudian memunculkan fakta, kalau ada guru yang kesannya kreatif, tetapi kreatif yang tidak positif dan bermoral. Tidak banyak guru yang kreatif sejati, yaitu kreatif yang positif, bermoral dan memberi manfaat bagi banyak pihak. Keadaan yang tidak menguntungkan seperti itu jelas membuat banyak guru terjebak ke dalam ketidakmampuan memerankan diri sebagai guru yang kreatif yang positif serta bermoral. 
    Kita sangat membutuhkan guru kreatif yang dapat memberi warna positif dalam proses pencerdasan kehidupan bangsa. 
    Untuk itu setidaknya dapat dimulai dari, bahwa guru harus memahami tugas pokok, fungsi dan tantangannya. Dalam hal ini, guru jangan sekadar melaksanakan tugas rutinitas tanpa berkreasi yang positif terkait dengan profesinya. Guru, harus aktif mencari informasi terkait dengan pengembangan potensi diri. Bila memungkinkan, guru juga harus dapat menguasai lebih dari satu disiplin ilmu disertai dengan pengembangan dan penerapan pengetahuan maupun keterampilan yang baik.
    Di sisi lain, pemerintah tak boleh diskriminatif terhadap guru. Guru di negeri, swasta, di kota atau di desa harus mendapat kesempatan yang sama untuk dapat lebih kreatif. Oleh karena itu, perlu didukung piranti lunak yang mendukung guru untuk dapat lebih kreatif. Kurikulum yang ada harus selalu ditegaskan sebagai patokan dasar yang mesti dihormati namun mutlak dikritisi dan dikembangkan oleh setiap guru sesuai kebutuhan serta tantangan. Semua ini, juga perlu ada dukungan dari atasan dan lembaga terkait, sehingga membantu pengembangan kreativitas guru. Termasuk pula, dukungan dana yang memadai tanpa harus ada potongan yang tidak sesuai aturan.
    Namun, supaya beda tolok ukurnya, kreativitas guru harus ada evaluasi berkesinambungan yang fair, ada penghargaan dan sanksi. Demikian halnya bagi pimpinan dan lembaga tempat guru berkiprah. Perhatian dan dukungan dari berbagai pihak itu, dimaksudkan untuk memberi spirit guru agar lebih kreatif. Jangan sampai guru diajak bertindak apalagi melawan hukum atau kecurangan dalam berbagai macam bentuknya.
    Untuk mendukung semua itu, sudah barang tentu soal akhlak dan sikap guru sebagai garda terdepan dalam "pengelolaan bidang  pendidikan", harus selalu dikedepankan dengan komitmen terhadap perjuangannya sebagai guru. Guru dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa harus makin baik dedikasi dan tanggungjawabnya.
    Muara dari harus kreatif positifnya guru adalah diberdayakannya guru, peserta didik dan bidang pendidikan guna mendukung terwujudnya proses pencerdasan kehidupan bangsa secara baik dan benar, bermoral serta berakhlak mulia. q - o
    *) Penulis, Guru Yayasan Masjid Al Falaq Semarang.
     ( pendis.kemenag.go.id)

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

    Leave a Reply

    Komentar dan masukan harap sopan, tidak mendeskreditkan pihak tertentu dan bukan spam. Komentar yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan dihapus.

Comments

The Visitors says